top of page
  • Gambar penulisRencana Cuan

Apa itu PER Saham dan Cara Menghitungnya

Diperbarui: 20 Sep 2022


Rumus PER dalam Saham
Rumus PER Saham

Price-to-Earnings Ratio (PER) adalah angka yang biasa digunakan dalam analisis fundamental keuangan suatu perusahaan. Angka ini sering digunakan untuk memprediksi valuasi harga suatu saham.


Secara matematis, PER dapat dinyatakan sebagai harga saham dibagi dengan laba per saham (EPS). Jadi untuk setiap saham, PER berarti harga saham saat ini sama dengan kelipatan laba bersih satu tahun.


Misalnya, rasio harga terhadap pendapatan 10 berarti harga saham saat ini sama dengan 10 kali laba bersih 1 tahun perusahaan, atau laba bersih 10 tahun.


Dapat juga diartikan bahwa PER merupakan variabel yang menggambarkan psikologi pasar, yaitu berupa ekspektasi saham dan persepsi pasar.


Hal ini bisa kita lihat ketika harga saham justru turun ketika laba perusahaan cenderung naik, begitu juga sebaliknya. Bukankah ideal jika keuntungan perusahaan meningkat dan harga sahamnya juga naik?


Kami juga terkadang melihat dua perusahaan dengan hasil keuangan yang hampir sama tetapi kinerja harga sahamnya berlawanan. Di situlah faktor psikologis berperan, dan ini disebut PER.


Pelajari Apa itu PER

Definisi PER adalah angka yang biasa kita gunakan ketika menganalisis fundamental keuangan suatu perusahaan.


Dalam bahasa Inggris, istilahnya adalah rasio harga-pendapatan. Angka ini sering berguna untuk memprediksi penilaian harga saham.


Kami menghitung rasio harga terhadap pendapatan dengan membagi "kapitalisasi pasar per saham" dengan "laba per saham (EPS)".


Kita dapat memperoleh data kapitalisasi pasar per saham dari pasar saham atau bursa, dan kita dapat menghitung laba per saham dengan mengalokasikan laba bersih ke jumlah saham yang beredar di pasar.


Berikut adalah rumus PER:

PER = harga per saham/earning per share

Rasio harga terhadap pendapatan adalah variabel yang menggambarkan psikologi pasar.

Rasio ini mewakili ekspektasi dan persepsi pasar terhadap saham tersebut. Hal ini bisa kita lihat ketika harga saham turun dan laba perusahaan cenderung naik, begitu juga sebaliknya.

Jika keuntungan perusahaan naik, harga sahamnya naik, bukankah itu ideal?


Ideal PER untuk Perusahaan

Saat ini, PER yang ideal adalah antara 20 dan 25 kali pendapatan. Namun, nilai tersebut harus disesuaikan dengan segmen usaha yang dijalankan.


Misalnya, Price Earning Ratio rata-rata perusahaan peralatan rumah tangga adalah 24, maka nilai PER dari perusahaan kedua di bidang yang sama adalah 17, yang sekarang dapat diklasifikasikan sebagai perusahaan kedua dengan nilai PER yang lebih rendah.


Meski begitu, nilai PER yang rendah bisa berubah menjadi tinggi jika perusahaan berupaya meningkatkan rasio pembayaran dividennya. Perhitungan Dividen payout ratio didapat dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham.


Manfaat Mengetahui Apa itu PER

Menurut definisi, PER adalah angka yang biasa digunakan untuk menganalisis fundamental keuangan perusahaan. Kami biasanya menggunakan angka ini untuk memprediksi valuasi harga saham.


Seperti disebutkan di atas, maka kita perlu mengetahui tentang rasio keuangan lainnya, terutama bagi mereka yang ingin terjun ke dunia saham.


Mengetahui definisi PER merupakan keuntungan bagi Anda karena merupakan pengetahuan dasar.


Ketika PER (price-to-earning ratio) perusahaan tinggi atau rendah, itu pertanda bahwa Anda dapat menggunakannya sebagai tolok ukur untuk pengambilan keputusan.


Perlu Anda ketahui bahwa ketika ingin memahami PER, posisi Anda adalah sebagai pasar atau calon investor.


6 Rasio Keuangan Lainnya

Selain PER, ada rasio keuangan lain yang perlu Anda ketahui agar Anda bisa memutuskan saham mana yang akan dipilih.


Namun sebelum melangkah lebih jauh, kami menyarankan Anda untuk bergabung di Komunitas Rencana Cuan dari RencanaCuan.Id, Panduan Pemula Berinvestasi Saham. Komunitas ini akan sangat membantu Anda memulai investasi saham. Dan ini gratis! Tunggu apa lagi, klik gabung sekarang.


Rasio terhitung lainnya meliputi:


1. Laba PER Saham (EPS)

EPS = (Laba Bersih - Dividen Preferred) / Rata-rata Saham Biasa Beredar.

Semakin tinggi nilai EPS dari tahun ke tahun maka semakin baik perusahaan tersebut, karena laba perusahaan semakin meningkat maka dapat dikatakan perusahaan semakin berkembang.


2. Nilai Buku (PBV)

PBV = harga saham/nilai buku per saham (total modal saham/jumlah saham beredar).

Rasio harga terhadap buku, disingkat PBV, adalah rasio harga saham terhadap kekayaan bersih perusahaan. PBV digunakan untuk melihat nilai pasar saham suatu perusahaan dikalikan dengan nilai bukunya.


Ketika PBV rendah, sering digunakan sebagai indikator untuk menemukan saham murah atau undervalued.


Investor disarankan untuk mencari saham dengan PBV di bawah rata-rata industri.


3. Pengembalian Ekuitas (ROE)

ROE = Laba Bersih sesudah Pajak atau Ekuitas Pemegang Saham.

Pengembalian ekuitas disebut ROE. Saham dengan ROE yang lebih tinggi dianggap memiliki pengembalian modal yang lebih tinggi. Semakin tinggi ROE semakin baik pula perusahaan tersebut.


Umumnya investor akan memilih perusahaan dengan ROE yang lebih tinggi. Karena perusahaan dapat mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan yang besar.


Metode analisis ROE adalah membandingkan ROE perusahaan dalam industri yang sama. Bandingkan juga ROE dengan periode sebelumnya.


Pengembalian ekuitas meningkat lebih banyak, yang berarti perusahaan tumbuh.


4. Rasio Utang Terhadap Ekuitas (DER)

DER = Total Hutang: Ekuitas

Rasio utang terhadap ekuitas, atau disingkat DER, adalah rasio utang perusahaan terhadap total ekuitas. Utang dalam jumlah besar menciptakan risiko bagi perusahaan.

Saat menilai kesehatan hutang perusahaan, berikut ini dapat digunakan untuk analisis:

  • DER>1: Menunjukkan bahwa hutang perusahaan lebih besar dari ekuitasnya.

  • DER<1: Menunjukkan bahwa hutang perusahaan lebih kecil dari ekuitasnya.

Perusahaan yang baik adalah perusahaan dengan DER < 1 yang menunjukkan bahwa hutang masih terjangkau.


5. Dividen Yield (DY)

Dividen Yield (DY) atau hasil dividen adalah dividen per saham dibagi dengan harga saham.

Rasio ini menunjukkan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham.


Jika suatu saham memiliki dividend yield (DY) yang tinggi, biasanya harga saham akan naik saat dividen diumumkan.


Hasil dividen (DY) sangat menarik bagi investor jangka panjang karena mereka mengharapkan pengembalian yang stabil setiap tahun.


Cara Menghitung PER (P/E Ratio)

2 komponen harus diterapkan saat menghitung nilai PER. Yaitu harga penutupan atau harga saham dan earning per share (EPS). Berikut adalah rumus untuk kedua komponen tersebut:

PER = harga penutupan: laba per saham

Sebagai contoh perhitungan, misalkan ada perusahaan PT Indah dan PT MAJU yang beroperasi dalam industri yang sama dengan harga per saham dan laba per saham yang berbeda. PT Indah ditutup pada Rp 60.000. Sementara itu, PT MAJU ditutup pada Rp 2.200.


Kemudian, EPS PT Indah selama satu tahun adalah Rp 4.000, sedangkan EPS PT MAJU hanya Rp 100.


Bagaimana Jika PER Saham Minus?

Jika suatu perusahaan memiliki PER yang rendah, berarti perusahaan tersebut undervalued karena harga sahamnya relatif lebih rendah dari harga patokan.


Kesalahan harga seperti itu akan menjadi tawaran besar dan akan mendorong investor untuk membeli saham sebelum pasar terkoreksi.


Ketika ini terjadi, investor mendapat untung dari kenaikan harga saham berikutnya.

Contoh saham dengan imbal hasil rendah dapat ditemukan di industri mapan yang membayar tingkat dividen yang stabil.


Jadi pembahasan tentang definisi PER adalah seperti yang kami jelaskan hari ini. Semoga dapat membantu Anda dalam menghasilkan keuntungan dalam investasi saham.

24 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page