Rencana Cuan
Apa itu Tp dalam Saham, Keputusan untuk Mengambil keuntungan
Diperbarui: 20 Sep 2022
Istilah Tp dalam saham adalah Take Profit. Pergerakan pasar saham yang tidak dapat diprediksi membuat investor sulit mengambil keputusan untuk menghasilkan keuntungan.
Akibatnya, investor sulit menentukan waktu yang tepat untuk menjual atau membeli saham.
Tapi apa sebenarnya definisi Tp (take profit)? Jadi kapan investor harus mengambil keuntungan? Pelajari lebih lanjut mengenai Tp di bawah ini.

Apa itu Tp/Take Profit?
Take Profit, dikutip dalam buku teks pasar modal bursa efek Indonesia, adalah tindakan menjual saham yang dimiliki atau dibeli setelah mencapai tingkat atau target harga yang direncanakan atau diinginkan.
Menentukan posisi yang menguntungkan biasanya tergantung pada apakah Anda seorang pedagang atau investor, karena ini terkait dengan kerangka waktu.
Trader bisa masuk/membeli saham di pagi hari dan menjual sebelum pasar tutup di sore hari, sehingga target profit biasanya lebih rendah dari investor.
Investor biasanya membeli saham untuk jangka waktu yang lebih lama, bisa setengah tahun, setahun, atau bahkan beberapa tahun. Alhasil, target profit yang ingin dicapai lebih tinggi.
Tentukan Strategi Keuntungan
Kondisi pasar sangat fluktuatif, kadang naik dan kadang turun. Pada dasarnya, Anda memaksimalkan keuntungan Anda ketika Anda membeli dengan harga rendah dan menjual dengan harga lebih tinggi.
Seperti yang dilakukan investor kawakan Luo Qinghong, dia membeli saham saat pasar saham jatuh dan memanfaatkan kondisi pasar saham yang lebih cerah untuk dijual. Jadi, kapan Anda bisa memaksimalkan aset yang terkumpul?
Tentu saja, ini sering membuat Anda kesal. Misalnya, ketika sebuah saham mengalami pergerakan bullish, maka saham tersebut bisa saja terus naik atau bahkan turun.
Mengutip dari laman Ajaib, ada beberapa cara untuk menentukan take profit, antara lain:
1. Perkiraan Keuntungan dan Risiko
Di sini, tidak hanya perlu untuk membidik keuntungan, tetapi juga untuk memprediksi kerugian di masa depan. Yang mengatakan, Anda juga perlu mengidentifikasi tujuan pemotongan kerugian.
Ajaib mengatakan jika Anda membeli 1 lot saham seharga Rp250 dan berharap harganya naik menjadi Rp400 dalam sebulan. Misalnya, target Anda adalah stop loss di Rp200, dan jika harga saham mencapai Rp150 (rasio risiko/reward 1:3), Anda bisa memposisikan untung.
2. Proyeksi Laba Dibandingkan dengan Modal
Misalnya modal investasi Anda Rp 1 juta, Anda bisa melipatgandakan target modal Anda. Jika tercapai, Anda bisa langsung untung.
3. Perkiraan KIeuntungan dari Analisis Teknis
Metode selanjutnya adalah melakukan analisa teknikal. Dari memahami dan memahami jenis grafik, volume perdagangan, membaca pergerakan tren pasar, hingga memahami level support dan resistance.
4. Waktu yang Tepat untuk Bagi Hasil
Mengetahui definisi tersebut, pertanyaan selanjutnya adalah kapan waktu terbaik untuk saham yang menguntungkan. Ini adalah waktu yang tepat.
5. Ketika Target Keuntungan Tercapai
Sebelum berinvestasi atau berdagang saham, Anda harus memiliki rencana. Bagian penting dari perencanaan adalah menentukan penjualan atau harga target.
Misalnya, Anda membeli saham UNVR dengan harga Rp 5.500 per saham dan target Anda adalah menjualnya dengan harga Rp 5.900.
Oleh karena itu, ketika harga saham UNVR mencapai Rp 5.900 per saham, Anda harus mengeksekusi pada target sebelumnya.
Kapan pun, setelah 1 bulan, atau bahkan setelah 3 bulan, jika Anda telah mencapai apa yang telah Anda capai, maka Anda harus tetap menjual.
Namun sayangnya, beberapa trader sering mengabaikan hal ini. Banyak trader masih belum tahu apa yang harus dilakukan setelah membeli saham.
Jika Anda tidak tahu harus menjual ke mana, Anda akan menjual dengan harga yang salah nantinya. Bahkan, Anda mungkin rentan terhadap nasihat yang belum tentu benar.
Kemudian, jika Anda ingin mengubah target take profit Anda, tidak apa-apa juga. Namun tentunya Anda harus memiliki pertimbangan yang sangat matang.
Juga, Anda harus menganalisis untuk memutuskan untuk mengubah target take profit. Baik Anda menambah atau mengurangi target profit yang sudah Anda tentukan, pastikan untuk tetap melakukan analisa ya? Jangan sampai Anda mengubah tujuan profit Anda hanya karena faktor emosional.
6. Ketika Saham Berada pada Harga Tertinggi
Jika kepemilikan Anda meningkat dan saham Anda kemungkinan akan mundur atau jatuh, maka saham Anda sudah berada di puncak.
Anda harus bisa memutuskan untuk untung terlebih dahulu. Kemudian, ketika sudah terkoreksi, Anda membeli saham itu lagi.
Untuk melihat saham yang cenderung terkoreksi atau turun di akhir uptrend, Anda bisa menggunakan sejumlah pola. Anda dapat mempelajari pola-pola ini dalam analisis teknis.
Oleh karena itu, sebagai seorang trader, Anda perlu melihat dan mempelajari momentum trading saham-saham tersebut.
Jika stok terlalu tinggi, Anda tidak boleh terus memegangnya. Pertimbangkan untuk menjual saham saat harga turun.
7. Saat IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) Sedang Tinggi
Saat IHSG naik atau banyak sentimen negatif, IHSG kemungkinan akan mengalami koreksi. Anda dapat mempertimbangkan untuk menjual saham yang telah naik sebelumnya.
Bagi yang memiliki saham LQ45 tentunya akan sangat bermanfaat. Hal ini karena sebagian besar saham LQ45 mengikuti IHSG.
Terus belajar dan memahami pasar saham dengan bergabung di Komunitas Rencana Cuan, dan semakin banyak pengalaman dan pengamatan yang Anda miliki dengan pasar saham, semakin Anda akan tahu apa yang disebut IHSG sebagai kenaikan. Salah satu syaratnya, IHSG sudah naik beberapa hari.
Kemudian, ketika ada sentimen negatif, biasanya IHSG cenderung terkoreksi, meski sentimen tersebut mungkin tidak banyak berdampak pada saham.
Hal yang Harus Anda Ketahui tentang Profiting
Kebanyakan pemula fokus pada jumlah nosional untuk menentukan take profit. Misal profit setelah cuan 20% atau setelah profit 100.000 dll.
Faktanya, momen take profit yang tepat tidak selalu ditentukan oleh jumlah nosional. Investor dan trader perlu mempertimbangkan kondisi pasar terkini saat melakukan trading saham.
Ketika Anda fokus pada jumlah keuntungan, ada banyak risiko. Bayangkan jika Anda menetapkan take profit 20%, tetapi saham yang Anda pilih terkena skandal suap tingkat negara dan manajemennya ditangkap oleh KPK.
Saham jatuh dengan cepat. Apakah Anda akan tetap berpegang pada target laba 20%? Tentu saja, ini tidak mungkin lagi.
Atau coba bayangkan sebaliknya. Anda menetapkan laba 20%, tetapi kemudian laporan keuangan penerbit mencatat laba bersih 200% lebih tinggi dari yang diharapkan.
Harga saham naik lebih cepat, dan analisis terbaru menunjukkan bahwa karena saham relatif murah, penghematan hingga 50% dimungkinkan.
Apakah Anda masih ingin mengambil 20% dari keuntungan? Dalam situasi inilah Anda dapat mengincar uang yang lebih besar.
Saat membeli saham, Anda seharusnya sudah memiliki strategi menghasilkan keuntungan tertentu untuk menentukan kapan harus menjual dan mencari peluang menghasilkan uang lainnya.
Namun, dunia saham itu dinamis. Pasti ada situasi di mana Anda perlu memperbaiki rencana take profit awal Anda.
Selain metode di atas untuk menentukan jumlah take profit, sebaiknya perhatikan poin berikut ini:
Ketika fundamental saham tidak lagi bagus, atau valuasi saham menjadi terlalu mahal, juallah saham tersebut.
Jual saham saat keuntungan investasi mendominasi portofolio. Anda tidak harus menjual semua saham dalam koleksi Anda, tetapi lebih baik menjual sebagian (sebagian dengan untung) untuk menguangkan uang Anda dan berinvestasi di saham potensial lainnya.
Mengubah take profit terlalu sering tidak baik. Namun, strategi apa pun harus fleksibel.
Pantau terus berita dan laporan keuangan terkait koleksi saham Anda agar tidak ketinggalan informasi yang memengaruhi target profit Anda di masa mendatang.
Selain itu, menentukan tujuan investasi Anda juga dapat membantu Anda menentukan kapan waktu terbaik untuk mendapatkan keuntungan. Oh ya, sebagai trader Anda juga harus siap dengan segala risiko, termasuk kerugian. Hindari kerugian dalam investasi, dan rasakan euforia cuan dengan komunitas.