Rencana Cuan
Apa itu Trading Plan Saham?
Diperbarui: 28 Sep 2022

Berinvestasi tanpa rencana seperti berjalan tanpa arah. Tidak tahu harus kemana, alias tersesat Sama seperti kehidupan, berinvestasi di saham membutuhkan perencanaan yang matang untuk mencapai tujuan Anda. Hal yang sama berlaku untuk perdagangan saham.
Inilah pentingnya memiliki trading plan saham. Trading plan saham akan memandu Anda, termasuk strategi untuk membeli dan menjual saham.
Dengan cara ini, Anda dapat membuat keputusan perdagangan berdasarkan skenario atau rencana yang Anda miliki untuk mencapai tujuan investasi saham Anda.
Bingung memulai trading saham mulainya darimana? Silahkan bergabung di Komunitas Rencana Cuan. Gratis!
Apa itu Trading Plan Saham?
Trading plan saham adalah kegiatan perencanaan sebelum melakukan perdagangan saham. Saat mengembangkan trading plan saham, Anda dapat menyusun atau mencantumkan komponen penting sebagai "kompas" saat membeli atau menjual saham.
Sayangnya, terlepas dari pentingnya, banyak investor tidak memiliki rencana untuk berdagang. Perdagangan saham hanyalah iseng-iseng.
FOMO (fear of missing out) sudah menjadi fenomena di kalangan anak muda. Termasuk investasi atau perdagangan saham.
Itu karena mereka bingung dan tidak tahu harus berbuat apa dan bagaimana cara trading saham. Akibatnya, biasanya hanya ikut-ikutan.
Gaya ini membuatnya berbahaya. Banyak diskusi di media sosial tentang manfaat saham A, jadi beli saham itu.
Bahkan mereka yang berkomentar bukanlah analis saham. Mereka belum tentu memahami analisis fundamental yang mendasari investasi saham.
Bergabung dengan perdagangan saham dapat menjerumuskan Anda ke jurang terdalam. Bukan untung, atau malah stagnan alias merugi. Ini akan terjadi pada investor tanpa rencana perdagangan.
Cara Membuat Trading Plan Saham
Kebanyakan orang terlalu malas untuk mengembangkan rencana trading saham karena dianggap sulit, rumit dan memakan mental. Mau yang tanpa ribet? Berikut cara membuat trading plan saham sederhana yang harus Anda sertakan komponen penting berikut:
1. Saham yang ingin Anda Beli
Cara pertama untuk mengembangkan trading plan saham adalah memulai dengan mengidentifikasi saham mana yang akan dibeli. Pantau pergerakan harga saham, lihat laporan keuangan dan analisis lainnya.
Untuk amannya, carilah saham first-tier atau blue-chip atau saham unggulan di indeks LQ45 yang berkinerja baik, memiliki fundamental yang kuat, dan tidak mudah untuk berspekulasi.
2. Pasang Harga Beli Saham
Langkah selanjutnya dalam mengembangkan rencana perdagangan saham adalah mengidentifikasi level beli. Pada harga berapa Anda akan membeli saham tersebut?
Ini disebut membeli, tidak menggunakan perasaan. Anda harus memiliki rencana yang matang dan jelas karena rasanya tidak akan berhasil di pasar saham.
Anda memiliki patokan untuk harga pembelian suatu saham. Jika harga saham tidak sesuai dengan skenario atau rencana, Anda tidak akan membelinya.
Misalnya, harga saham ABCD saat ini adalah Rp 3.000 per saham. Anda telah melakukan analisis, membaca grafik saham, ada kemungkinan harga saham bisa jatuh ke Rp 2.850.
Oleh karena itu, Anda menetapkan harga beli menjadi Rp 2.850. Jika ternyata harga saham belum mencapai level itu dalam beberapa hari, atau sudah jatuh ke harga Rp 2.800, maka pertahankan.
Bahkan saham incaran lainnya. Harus ada strategi berapa harga yang harus dibeli. Jadi Anda tidak perlu sering trading.
3. Pasang Harga Jual Saham
Menentukan harga jual saham juga harus dimasukkan dalam rencana trading Anda. Jika Anda ingin menjual saham dengan harga berapa, Anda harus memiliki tujuan.
Jika Anda tidak menetapkan level jual, Anda akan bingung. Tidak tahu langkah apa yang harus diambil, pada akhirnya, ini semua tentang perasaan.
Misalnya, saat Anda beli saham ABC dengan harga yang telah direncanakan, yaitu Rp 2.850 / saham. Anda kemudian menetapkan harga jual saham tersebut pada Rp 3.050, dan dari analisa akan terjadi pembalikan arah dari downtrend menjadi uptrend.
Anehnya, di hari yang sama Anda beli, saham ABCD naik ke level 2.960 rupiah. Bahkan, jika Anda menjual langsung, Anda sudah bisa mendapatkan keuntungan modal.
Namun karena Anda sudah memiliki trading plan dan yakin saham ABCD akan terus naik berdasarkan analisa Anda, Anda tidak punya keinginan untuk melepaskannya.
4. Hitung Untung dan Risiko
Setelah Anda menetapkan harga beli dan jual saham, Anda dapat menghitung potensi keuntungan. Misalnya, target harga beli Rp1.000 dan target harga jual Rp1.500 menyiratkan potensi keuntungan 50%.
Selain itu, strategi tersebut dapat menghitung seberapa besar risiko suatu saham gagal naik dan akhirnya jatuh. Dengan cara ini, Anda dapat menerima risikonya.
5. Cut Loss
Dalam trading saham tidak selamanya berjalan sesuai rencana. Ada kemungkinan trading plan meleset.
Bila mengalami kondisi demikian, Anda dapat mengambil langkah cut loss. Cut loss adalah jual saham dengan harga rendah dari harga beli.
Cut loss merupakan strategi darurat yang dapat diambil untuk mencegah kerugian akibat harga saham yang terus merosot.
Cut loss sangat dianjurkan dilakukan oleh trader dan investor untuk menjaga modal yang dimiliki dan tidak terjebak pada posisi merugikan.
6. Titik Entry (Buy)
Titik entry adalah kisaran harga di mana Anda akan membeli saham dengan risiko yang diperhitungkan. Titik entry ini mencakup area yang memungkinkan Anda untuk rata-rata naik atau turun rata-rata.
Untuk menentukannya, Anda bisa menggunakan analisa fundamental dan teknikal. Perhatikan emosi yang muncul dan beli saham di waktu yang tepat sesuai dengan rencana yang Anda buat.
7. Titik Exit (sell)
Adalah kisaran harga di mana Anda menjual saham untuk mendapatkan keuntungan. Putuskan berapa banyak keuntungan yang ingin Anda hasilkan, seperti 5%, 10%, 20% atau bahkan lebih. Berdasarkan analisa yang telah Anda lakukan, pastikan target profit ini terukur dan masuk akal.
BACA JUGA: Apa itu Trading Saham, Keuntungan, Cara Kerja, dan Tips Sukses
8. Stop Loss (SL)
Adalah titik di mana Anda akan menjual saham meskipun mengalami kerugian untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
Titik SL ini seperti menggunakan helm atau sabuk pengaman saat berkendara. Ini bisa menjadi tidak nyaman, dan terbukti tidak ada kejutan saat menggunakannya. Namun, kita tetap harus memakainya karena kita tidak tahu kapan akan terjadi kecelakaan fatal.
Tips untuk Mengembangkan Trading Plan Saham
Banyak trader memiliki trading plan tapi gagal dalam mengimplementasikannya. Faktor utamanya adalah mereka tidak mematuhi rencana yang telah dibuat dan rentan terhadap aktivitas stock pump di berbagai media.
Berikut adalah beberapa tips untuk mengembangkan rencana perdagangan saham yang dapat membantu Anda membuat Trading Plan Saham yang tepat.
Pertama. Tentukan kerangka waktu perdagangan. Apakah Anda ingin berdagang harian, mingguan, atau bulanan.
Anda pemula, saran trading harian sekitar 2 hari hingga 1 minggu. Tujuannya agar Anda belajar lebih banyak tentang analisis teknikal dan mempelajari pergerakan pasar. Dengan cara ini, Anda bisa lebih sensitif.
Kedua. Perencanaan modal dan manajemen modal. Modal pemula yang direkomendasikan adalah di kisaran Rp 1.000.000 – Rp 1.500.000. Jangan lewati itu. Setelah itu, rencanakan untuk memiliki hingga 3 portofolio. Jangan pernah menggunakan 100% dana Anda untuk membeli saham.
Ketiga, siapkan portofolio pilihan Anda. Coba pilih portofolio saham LQ45. Anda harus memilih saham untuk diperdagangkan.
Dalam dunia investasi, cara mengembangkan trading plan tidak hanya berlaku untuk saham, tetapi juga bagaimana mengembangkan trading plan untuk Forex, cryptocurrency, dan investasi lainnya. Jadi, mari buat rencana perdagangan terlebih dahulu dan kemudian ambil tindakan!