top of page
  • Gambar penulisRencana Cuan

Cara Memilih Saham untuk Trading Harian

Diperbarui: 22 Sep 2022

Investor cenderung memegang aset dalam waktu yang lama (satu tahun atau lebih) di pasar modal, sedangkan trader hanya memegang aset yang relevan dalam satuan bulan, minggu, hari atau bahkan menit.


Oleh karena itu, ada juga hal berbeda yang harus diperhatikan investor dan trader saat memilih saham untuk dibeli. Investor didorong untuk mempertimbangkan fundamental perusahaan juga, sementara trader harian dapat fokus "hanya" pada analisis teknis.

Cara Memilih Saham untuk Trading Harian
Cara Memilih Saham untuk Trading Harian

Cara Kerja Trading Saham Harian

Secara sederhana, tradung saham harian merupakan kegiatan jual beli sertifikat kepemilikan suatu perusahaan atau perseroan terbatas di platform, memanfaatkan fluktuasi harga pasar harian.


Namun, ada beberapa poin penting untuk menggambarkan cara kerja trading saham harian, termasuk:


1. Waktu yang Singkat

Meskipun perdagangan adalah bagian dari investasi, keduanya bekerja secara berbeda. Dalam hal investasi, orang yang menyetor uang hari ini, dapat mencapai hasil dalam jangka menengah hingga panjang. Mulailah dengan 3, 5 dan 10 tahun.


Pada saat yang sama, Anda bisa mendapatkan hasil trading dalam waktu singkat (yaitu setiap hari). Misalnya, Anda menyetor dana ke platform perdagangan pagi, dan kemudian Anda membeli saham yang menawarkan peluang untuk menghasilkan uang.


Setelah itu, saat harga saham mencapai puncaknya pada sore atau malam hari, bisa langsung dijual.


2. Trader harus Menganalisa

Memang benar untuk berdagang untuk banyak keuntungan dan shorting. Namun, untuk mencapai tujuan perdagangan ini, tentu tidak mungkin hanya menyetor dana atau memilih saham.


Anda harus melakukan analisis pasar terlebih dahulu, dimulai dengan melihat saham-saham yang berpeluang menguntungkan dan kapan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham. Jika Anda tidak bisa menganalisa suatu saham dengan baik, jangan heran jika Anda akan mengalami kerugian.


3. Gunakan Prinsip Jual Beli

Jika Anda berinvestasi dalam saham dan membelinya hari ini, Anda tidak dapat menjualnya pada hari yang sama. Karena keuntungan saham baru bisa dilihat dalam jangka panjang, seperti beberapa bulan atau satu tahun ke depan.


Trading berbeda. Trader harus menggunakan prinsip jual beli. Ini berarti Anda membeli saat harga rendah, dan kemudian Anda bisa menjual pada hari yang sama saat harga tinggi.


Bagaimana Memilih Saham untuk Trading Harian?

1. Fokus pada Saham yang Sangat Likuid

Metode pertama adalah fokus pada saham dengan likuid tinggi. Secara sederhana, likuid adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan ada tidaknya sejumlah besar aset jual beli di pasar modal.


Semakin tinggi tingkat likuiditas saham suatu perusahaan, semakin mudah bagi para pedagang untuk membeli dan menjual saham pada harga yang mereka inginkan. Alhasil, trader bisa memaksimalkan keuntungan.


Seringkali saham yang sangat likuid juga tersedia dalam jumlah besar, jadi tidak peduli berapa banyak perdagangan yang dilakukan pedagang, itu tidak mempengaruhi tingkat harga secara keseluruhan.


Saat ini, BEI telah membuat beberapa indeks perusahaan listing dengan tingkat likuiditas yang baik untuk membantu investor dan trader.


Tidak hanya itu, BEI juga menyediakan laporan penjualan saham triwulanan yang dapat digunakan trader untuk memeriksa riwayat likuiditas perusahaan. Tentu saja, keberadaan indeks dan laporan ini akan membantu pedagang memilih aset terbaik untuk mereka.


2. Amati Perubahan Harga

Trader adalah seseorang yang memanfaatkan perubahan harga suatu aset dalam jangka pendek. Oleh karena itu, aspek perubahan harga saham (volatilitas) ini menjadi salah satu hal yang paling penting untuk diperhatikan oleh para trader.


Secara umum, volatilitas harga yang tinggi juga dikaitkan dengan risiko yang tinggi. Oleh karena itu, trader juga perlu berhati-hati saat memilih saham dengan volatilitas tinggi. Pedagang harian dapat memilih saham yang harganya berfluktuasi sekitar 3% sepanjang hari untuk memaksimalkan keuntungan dan mengendalikan risiko.


Juga disarankan bagi pedagang harian untuk menggunakan indikator seperti kandil Doji sehingga mereka dapat mengamati perubahan harga serta volume dan frekuensi perdagangan aset. Tujuannya agar pedagang tidak membeli saham gorengan.


3. Pilih Saham dengan Grafik yang Mudah Dianalisis

Sementara analisis teknis dapat digunakan untuk semua aset, sebenarnya ada beberapa aset yang pergerakan harganya sulit untuk ditafsirkan selama periode waktu tertentu dengan menggunakan analisis teknis.


Untuk mendapatkan keuntungan, day trader harus menghindari saham dengan karakteristik ini. Karena bagaimanapun juga, analisis teknikal adalah satu-satunya metode yang paling dipercaya saat berdagang.


4. Pilih Saham yang Terkena Sentimen Bagus

Sementara analisis fundamental dapat sedikit dikesampingkan di dunia perdagangan, sentimen tentang perusahaan atau saham perusahaan masih dapat memainkan peran penting.


Hal ini dikarenakan sentimen yang baik dapat mendorong para trader dan investor untuk membeli saham-saham terkait sehingga berpotensi untuk menaikkan harga. Sebaliknya, sentimen buruk dapat membuat investor dan pedagang berbondong-bondong untuk menjual.


Bagi day trader, emosi yang harus diperhatikan adalah emosi atau isu yang dapat mempengaruhi harga saham harian. Meski begitu, seringkali ada jeda sebelum sentimen positif atau negatif mempengaruhi harga saham yang mendasarinya.


Informasi tentang sentimen atau masalah ini dapat ditemukan di berbagai halaman berita ekonomi, komunitas perdagangan, atau sumber lainnya. Namun trader tetap perlu memperhatikan validitas berita sebelum mengambil keputusan.


5. Membandingkan Saham Preferen dengan Indeks

Metode selanjutnya adalah membandingkan saham yang Anda pilih sebelumnya dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) atau indeks yang mewakili industri saham.


Menurut publikasi di halaman Investopedia, banyak trader memilih untuk memperdagangkan saham yang memiliki korelasi sedang hingga kuat dengan indeks tertentu.


Artikel di halaman tersebut juga menyatakan bahwa saham dengan korelasi kuat terhadap suatu indeks cenderung naik 2% ketika indeks yang mendasarinya naik 1%.


Sebaliknya, jika tingkat harga indeks turun, trader disarankan untuk melakukan short. Inilah sebabnya mengapa istilah ini digunakan untuk memperdagangkan saham kuat saat indeks naik dan saham lemah saat indeks turun.


Cara membandingkannya adalah dengan menghitung korelasi beberapa saham dengan IHSG selama periode waktu tertentu, kemudian memilih saham mana yang memiliki korelasi paling kuat dan saham mana yang memiliki korelasi paling lemah.


Nilai korelasi saham masing-masing adalah 0,7, 0,5, 0,8, 0,4 dan 0,6. Terlihat bahwa saham D memiliki korelasi paling lemah dengan IHSG, dan saham C merupakan saham yang memiliki korelasi paling kuat dengan IHSG.


Untuk menghitung korelasi ini, Anda dapat menggunakan IHSG untuk memasukkan data tentang perubahan tingkat harga saham, dan Anda dapat memasukkan data tentang perubahan tingkat harga IHSG dan aset tersebut ke dalam Microsoft Excel dan memprosesnya menggunakan perintah CORREL.


Jadi, inilah cara memilih saham mana yang akan dibeli untuk trader harian. Setelah Anda membaca postingan ini, saatnya untuk memilih saham mana yang akan dibeli untuk diperdagangkan. Jangan lupa setelah memilih, tetapi juga mengatur rencana perdagangan dan strategi masuk/keluar.


Penting untuk memiliki rencana perdagangan agar Anda tidak berdagang hanya berdasarkan sentimen, sehingga Anda dapat mengevaluasi strategi perdagangan Anda apakah Anda menang atau kalah.

1 tampilan0 komentar

Postingan Terakhir

Lihat Semua
bottom of page